Dhammapada
BAB I. YAMAKA VAGGA – Syair Berpasangan
(16)Di dunia ini ia bergembira Di dunia sana ia bergembira Pelaku kebajikan bergembira di kedua dunia itu Ia bergembira dan bersuka cita karena melihat perbuatannya sendiri yang bersih.
Dhammapada Atthakatha :
(16) Kisah Upasaka Dhammika
Di Savatthi ada seseorang yang bernama Dhammika. Ia seorang umat yang berbudi luhur dan sangat gemar memberikan dana. Selain sering memberikan dana makanan serta kebutuhan lain kepada para bhikkhu secara tetap, juga sering berdana pada waktu-waktu istimewa. Pada kenyataannya, ia merupakan pemimpin dari lima ratus umat Buddha yang berbudi luhur, dan tinggal di dekat Savatthi.
Dhammika mempunyai tujuh orang putra, dan tujuh orang putri. Sama seperti ayahnya, mereka semuanya berbudi luhur dan tekun berdana. Ketika Dhammika jatuh sakit, dan berbaring di tempat tidurnya, ia membuat permohonan kepada Sangha, untuk datang kepadanya, untuk membacakan paritta-paritta suci di samping pembaringannya.
Ketika para bhikkhu membacakan "Mahasatipatthana Sutta", enam kereta berkuda yang penuh hiasan dari enam alam surga*, datang mengundangnya pergi ke masing-masing alam. Dhammika berkata kepada mereka untuk menunggu sebentar, takut kalau mengganggu pembacaan sutta. Bhikkhu-bhikkhu itu berpikir bahwa mereka disuruh untuk berhenti, maka mereka berhenti, dan kemudian meninggalkan tempat itu.
Sesaat kemudian, Dhammika memberitahu anak-anaknya, tentang enam kereta kuda yang penuh hiasan sedang menunggunya. Ia memutuskan untuk memilih kereta kuda dari surga Tusita, dan menyuruh salah satu dari anaknya memasukkan karangan bunga pada kereta kuda tersebut. Kemudian ia meninggal dunia, dan terlahir kembali di surga Tusita.
Demikianlah orang berbudi luhur berbahagia di dunia ini, sama seperti di alam berikutnya.
Hal ini dibabarkan Sang Buddha sebagai syair berikut:
"Idha modati pecca modati
katapuñño ubhayattha modati
so modati so pamodati
disvā kammavisuddhim attano."
Di dunia ini ia bergembira
Di dunia sana ia bergembira
Pelaku kebajikan bergembira di kedua dunia itu
Ia bergembira dan bersuka cita karena melihat perbuatannya sendiri yang bersih.
-------------------------------
Notes :
6 Jenis Alam Surga
**Menurut kitab Pali, alam kita dibagi menjadi 31 alam kehidupan. Penjelasan mengenai 31 alam ini sebenarnya sangat panjang, tetapi ini saya persingkat saja.
31 Alam Kehidupan terdiri dari :
I. 4 macam Arupa Loka (alam tanpa bentuk; dihuni oleh makhluk2 yg telah mempunyai Arupa Jhana),
II. 16 macam Rupa Loka (alam berbentuk; termasuk didalam kategori ini adalah bbrp jenis alam Brahma, lalu alam2 dimana para meditator yg telah berhasil mencapai Jhanna 1 s/d Jhanna 4 terlahir kembali, dan alam Suddhavasa dimana para Anagami terlahir kembali.)
III. 11 macam Kama Loka (alam kehidupan dimana makhluk-makhluknya masih senang dengan nafsu-nafsu indera dan terikat dengan panca indera). Kama dengan 1 huruf ‘m’ artinya = nafsu, beda dengan Kamma/Karma. Ingat Kamasutra? :P
11 Kama Loka ini terdiri dari
- 6 jenis Sugati Loka / alam surga / alam bahagia / alam deva
(bhs pali Sugati = bahagia => surga )
- 1 Manussa Loka / alam manusia ( => You are here !! For now :P )
- 4 alam Apaya / alam yang menyedihkan yaitu
- alam Asura
- alam Peta / setan kelaparan
- alam binatang
- alam Neraka
Berikut ini adalah 6 jenis alam surga :
1. Paranimmita-vasavatti Bhumi (alam dewa yg menikmati ciptaan dewa lain). Pemimpinnya bernama Vasavatti. Dewa Māra bermukim di alam ini.
2. Nimmãnarati Bhumi. Para dewa di alam ini menikmati kesenangan panca inderanya dari hasil ciptaannya sendiri.
3. Tusita Bhumi. Bodhisatta Setaketu bermukim di Tusita sebelum lahir di dunia menjadi Pangeran Siddhartha. Saat ini bodhisattva Nātha masih bermukim di Tusita menunggu saatnya tiba untuk lahir ke dunia dan menjadi Buddha Maitreya. Disini pula Ratu Mahamaya/Mayadevi ibunda pangeran Siddhartha terlahir, dan Buddha mengunjungi Tusita untuk mengajarkan Abhidamma kepada ibuNya.
4. Yãma Bhumi (alam dewa Yama). Para dewa di alam ini tidak mengalami kesulitan, yg ada hanya kesenangan. Pemimpinnya Dewa Suyāma
5. Tãvatimsa Bhumi (alam 33 dewa). Disebut alam 33 dewa karena dahulu kala ada sekelompok pria yg berjumlah 33 orang yg selalu bekerja sama dalam berbuat kebaikan. Sewaktu mereka meninggal dunia semuanya terlahir di alam ini. Pemimpin mereka adalah Dewa Sakka.
6. Cãtummahãrãjika Bhumi (alam 4 raja dewa (四天王 Sì Tiānwáng) yaitu
- Dhatarattha : raja dewa yang memimpin bagian / arah timur, memimpin para gandhabba ( dewa yang musisi ).
- Virulhaka : raja dewa yang memimpin bagian / arah selatan, memimpin para kumbhanda ( penjaga hutan, gunung, dan harta karun yang tersembunyi ).
- Virupakkha : raja dewa yang memimpin bagian / arah barat, memimpin para naga.
- Vessavana/Kuvera : raja dewa yang memimpin bagian / arah utara, memimpin para yakkha ( makhluk halus ).
Catummaharajika-bhumi juga sering dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
- Bhumamattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di atas tanah (di bumi, gunung, sungai, laut, rumah, vihara, dll)
- Rukakkhattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di atas pohon
- Akasattha Devata yaitu para dewa yg berdiam di angkasa
Dalam tradisi Mahayana dan dalam tradisi Tibetan penggolongan alam kehidupan agak berbeda tapi kira-kira intinya masih seputar itu, hanya beda pengkategoriannya saja, jadi jangan bingung kalau di lain tempat anda baca ada hanya ada 6 alam (alam dewa, alam asura, manusia, hewan, setan, neraka) dll.
Dalam tradisi Mahayana ada pula yang disebut Buddha-ksetra/alam Buddha. Misalnya alam Sukhavati/Si Fang/Dewachen adalah Buddha-ksetranya Buddha Amitabha, ini diluar lingkup dari 31 alam kehidupan di atas, dan alam tersebut terbentuk karena ikrar beliau.
31 alam kehidupan yang dijelaskan di atas boleh dikata adalah Buddha-ksetra Buddha Sakyamuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar