Rabu, 31 Juli 2013

(305) Kisah Thera Yang Berdiam Seorang Diri

Dhammapada 

  • BAB XXI. PAKINNAKA VAGGA - Bunga Rampai

    (305)Ia yang duduk sendirian, tidur sendirian, berjalan sendirian, tanpa rasa jemu serta selalu membina diri, akan bergembira di dalam hutan.


    Dhammapada Atthakatha :   

    (305) Kisah Thera yang Berdiam Seorang Diri
     

    Ketika berdiam di Vihara Jetavana, Sang Buddha mengutarakan syair ini, berkenaan denga seorang bhikkhu yang hidup menyendiri. Karena ia biasanya selalu sendirian, ia dikenal dengan nama Ekavihari Thera. (Eka = satu, sendiri. Vihari = tinggal/kediaman).

    Ekavihari Thera tidak banyak bergaul dengan bhikkhu-bhikkhu lain. Ia biasa berdiam seorang diri. Ia akan tidur, berbaring, berdiri, atau berjalan seorang diri. Bhikkhu-bhikkhu lain berprasangka buruk terhadap Ekavihari dan berkata kepada Sang Buddha tentang dirinya. Tetapi Sang Buddha tidak menyalahkannya. Sebaliknya Beliau berkata, "Ya, sesungguhnya anak-Ku telah melakukan hal yang baik, karena, seorang bhikkhu seharusnya berdiam dalam kesunyian dan kesendirian."

    Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut :

    "Ekāsanaṃ ekaseyyaṃ eko caram atandito
    eko damayam attānaṃ vanante ramito siyā."

    Ia yang duduk sendirian, tidur sendirian, berjalan sendirian dengan tekun
    serta selalu membina diri, akan bergembira di dalam hutan.


    -----------------------------------
    Notes :

    Yang dimaksud dengan ‘duduk sendirian, tidur sendirian, berjalan sendirian’ adalah
    gerak-gerik yang dilakukan ketika sedang melakukan meditasi vipassana. Jadi ia melatih meditasi vipassana setiap saat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar