Arti:
Terhadap makanan dan minuman, jangan memilih-milih,makan secukupnya, jangan terlalu kenyang.
Usia masih muda,jangan minum arak,mabuk minum arak,sangat memalukan.
Berjalan tidak terburu-buru, berdiri dengan tegak,beri salam dengan membungkuk dalam-dalam, menunjukkan rasa hormat.
Jangan menginjak ambang pintu, jangan berdiri dengan bersandar pada satu kaki, jangan duduk dengan kaki menjulur, jangan duduk dengan menggoyangkan kaki.
Penjelasan :
Terhadap makanan dan minuman yang dihidangkan orang tua, sebagai anak yang berbakti hendaknya jangan terlalu memilih-milih, utamakan keseimbangan gizi, jangan hanya mengejar rasa nikmat, pun makanlah secukupnya, jangan terlalu kenyang.
Arak atau minuman beralkohol yang memabukkan dapat merugikan kesehatan. Bagi anak didik yang masih muda belia, hindari minum arak. Bagi yang berusia dewasa pun jangan minum arak terlalu banyak karena dapat memabukkan. Orang yang mabuk akan menunjukkan temperamen yang buruk, ini sangat memalukan.
Ketika berjalan, langkahkan kaki dengan mantap dan jangan terburu-buru. Ketika berdiri, posisi tubuh harus lurus dan tegak. Ajaran ini mengingatkan kita akan 4 penampilan anggun seorang bhiksu yakni: berdiri bagai pohon cemara (tegak),berjalan bagai angin (ringan langkah tetapi tak terburu-buru), duduk bagai genta (duduk dengan posisi tegak), berbaring bagai busur (rebah dengan posisi miring ke kanan membentuk posisi sebuah busur).
Ketika memberi salam, bungkukkan badan dalam-dalam untuk menunjukkan rasa hormat. Ketika melangkah memasuki pintu, jangan menginjak ambang pintu.
Ketika berdiri, jangan bersandar pada satu kaki atau posisi miring. Ketika duduk, jangan menjulurkan atau mengoyang-goyangkan kaki. Duduk dengan posisi seperti itu sangat tidak sedap dipandang mata serta memberi kesan kita sangat angkuh atau tidak menghormati orang lain.
Sumber:
Sinar Dharma Volume 4 No.4 | Kathina 2550 BE
Desember 2006 – Maret 2007
Hal. 63
Tidak ada komentar:
Posting Komentar